Suatu senja di musim semi;
Saat langit kian bergelora.
Kata katamu masih kental
Luka pun masih beku; enggan mencair
Tika kau benamkan jemarimu
Dalam telapak telapak tanganku
Adakah kau tahu pijar rasaku ?
Denyut denyut bahagia meningkat
Darahku desir mendesir, dingin.
Lalu ....
Kala angin berembus perlahan
Menerbangkan katamu.
Tiba tiba kurasakan mataku panas
Dinding rasaku porak poranda
Mengelupas seketika
"Tak sedikitkah kau mengerti perasaanku ?"
Seumpama bahagiaku, kau pun berlalu
Segaris tubuh nun jauh di sana;
Di ujung jalan itu
Kini retak di lensaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar